Proyek Bendungan Bener yang telah dicanangkan sejak tahun 2017 lalu hingga saat ini masih tersandung sejumlah permasalahan. Menurut kabar yang beredar, beberapa waktu lalu warga desa Wadas, Purworejo sempat bersitegang dengan aparat karena menolak penambangan andesit di wilayahnya. Warga memblokade jalan dan melakukan aksi penolakan hingga terjadi kericuhan. Sejumlah warga yang diduga sebagai provokator dalam aksi ini kemudian diangkut ke kantor polisi.
Dari pantauan Media Monitoring Netray di media berita daring topik ini tidak begitu banyak menyita perhatian portal berita nasional. Hanya ditemukan 24 artikel terkait kata kunci dari 14 media yang mengangkat topik ini selama seminggu terakhir. Fokus pembahasannya adalah masalah Hukum dan Pemerintahan dengan gambaran Peak Time seperti berikut.
Frekuensi pemberitaan paling padat terjadi sejak 23 April 2021 hingga 26 April 2021. Media menyoroti aksi warga desa Wadas dengan aparat yang menolak sosialisasi proyek penambangan di Tambang Batu Andesit, Wadas, Purworejo, Jawa Tengah sebagai kelanjutan dari mega proyek Bendungan Bener. Peristiwa tersebut berakhir di kepolisian dan sempat mengundang sejumlah pihak untuk turut bersuara seperti perwakilan PBNU dan politisi PKB yang dalam tanggapannya meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk terjun langsung menengahi konflik tersebut.
Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini juga meminta pemerintah agar mendengar aspirasi dari masyarakat dan ahli. Ia mendapat informasi terkait wacana agar tambang tersebut dialihkan ke tempat lain mengingat jika tetap dilakukan di tempat yang sama akan menimbulkan longsor dan menimbulkan masalah di sumber mata air.
Gema Penolakan Warga Twitter Sikapi Penambangan Wadas untuk Proyek Bendungan Bener
Netray pun menelusuri perbincangan topik terkait proyek pembangunan Bendungan Bener di Twitter untuk melihat bagaimana suara masyarakat yang diwakili warganet dalam menanggapi hal ini. Berikut hasil pantauan Netray.
Di Twitter topik ini naik pada 23 April 2021. Selama seminggu terakhir, topik perbincangan terkait proyek pembangungan bendungan Bener mencapai 8,8 ribu twit dengan dominasi sentimen negatif. Topik ini diperbincangkan oleh 5 ribu akun dengan total 11,2 juta impresi yang berpotensi menjangkau 46,5 ribu akun di Twitter. Sentimen negatif yang mendominasi kata kunci topik terkait mengindikasikan bahwa proyek bendungan Bener mendapat respons negatif dari sebagian besar masyarakat yang menyuarakan aspirasinya di Twitter.
Dari pantauan Media Monitoring Netray, topik ini mulanya dinaikkan oleh akun @GEMPADEWA yang merupakan akun organisasi rakyat yang menolak pertambangan batuan Andesit di desa Wadas Purworejo. Mewakili masyarakat yang menolak wilayahnya dijadikan tambang material untuk proyek Bendungan Bener, GEMPADEWA meminta seluruh elemen masyarakat Desa Wadas, seluruh organiasi rakyat dan organisasi mahasiswa se-DIY-Jateng untuk hadir dalam aksi menghadang sosialisasi pematokan trase di Wadas pada Jumat 23 April 2021.
Kemudian turut hadir akun-akun komunitas peduli lingkungan dan kemanusiaan seperti @fnksdajogja @LBHYogyakarta dan @JDAgraria yang melaporkan peristiwa kericuhan yang terjadi di Desa Wadas. Topik ini kemudian menarik perhatian masyarakat Twitter hingga memunculkan sejumlah diskusi dan dukungan yang lebih luas lagi. Berikut adalah rangkuman Top Words yang dihimpun Netray berdasarkan kata kunci topik bendungan bener dan tambang && wadas dalam sepekan terakhir.
Dari Top Words di atas terlihat bagaimana aksi penolakan dalam tagar #WadasMelawan mendominasi diskusi topik penambangan di Wadas tersebut. Kemudian diikuti oleh tagar-tagar dukungan dari warganet lainnya yang terangkum dalam tagar #SaveWadas, #CabutIPLWadas, hingga #RakustambangHarusTumbang.
Gema penolakan di Twitter juga terlihat dari kosakata bermuatan negatif yang mendominasi dalam Top Words, seperti cabut, menolak, tolak, hingga melawan. Demikian pula yang terjaring dalam Top Complaints Netray. Sejumlah alasan masyarakat yang menolak penambangan andesit di Wadas adalah karena dinilai merusak alam, merusak lingkungan, dan menciptakan kemiskinan. Ungkapan kekecewaan dan makian pun masuk dalam deretan Top Complaints yang apabila dilihat detailnya adalah seperti berikut.
Mengamati Jaringan Percakapan; Siapa Akun yang Berpengaruh dalam Menggerakan Diskusi di Twitter?
Untuk melihat siapa saja akun yang punya pengaruh besar dalam menciptakan diskusi di Twitter kita dapat mengamati fitur Social Network Analytic atau Top Account berikut.
Terlihat bagaimana sejumlah akun komunitas dan akun pribadi dalam jaringan percakapan di atas saling berkaitan dengan beragam sentimen yang mewarnai. Dari pantauan Netray, kedekatan jaringan akun-akun tersebut berkaitan dengan apa yang mereka suarakan di Twitter. Bahkan dalam deretan Top Account yang lebih jelas di atas melalui fitur Account Monitoring, Netray menemukan bahwa kesepuluh akun tersebut satu suara mendukung masyarakat di Desa Wadas. Sentimen positif muncul dalam twit yang berisi dukungan kepada teman-teman yang beraksi di lapangan. Sedangkan sentimen negatif berisi ungkapan kekecewaan dan kekesalan warganet terhadap pemerintah dan terkhusus pada aparat kepolisian yang terlibat dalam bentrok dengan masyarakat.
Sementara untuk akun yang paling banyak ditandai dalam perbincangan topik dapat dilihat dari Jaringan Percakapan berikut.
Terlihat bagaimana dua organisasi yang sejak awal aktif mengawal isu ini, @GEMPADEWA dan @LBHYogyakarta menjadi yang paling banyak ditandai. Demikian pula akun @jokowi dan @ganjarpranowo yang merupakan dua tokoh penting yang dianggap warganet bertanggung jawab dalam menangani isu ini. Sementara organisasi lain yang kerap dicatut adalah @KemenPU dan @WorldBank.
Dari hasil pantauan Media Monitoring Netray, gelombang perbincangan topik ini didominasi oleh akun-akun yang mendukung masyarakat Desa Wadas dalam menolak tambang andesit untuk proyek pembangunan Bendungan Bener. Alasan utama yang kerap muncul adalah karena dapat merusak alam dan lingkungan sekitar. Aksi penolakan di Twitter diprakarsai oleh sejumlah organisasi peduli lingkungan dan kemanusian seperti GEMPA DEWA, YLBH Yogyakarta, JDAgraria, Gusdurians, dan lain sebagainya. Apabila media lebih banyak mengangkat topik ini dengan menaikkan insiden bentrok antara warga dan aparat dengan sejumlah narasi negatif kepada masyarakat setempat di Twitter terjadi sebaliknya seperti yang terangkum dalam gambaran Top Media di atas. Namun, pada akhirnya baik di media pemberitaan maupun media sosial tetap memberi ruang untuk pihak yang perlu bertanggung jawab dalam menyelesaikan persoalan ini, yakni presiden Joko Widodo dan Ganjar Pranowo. Demikian pantauan Netray. Semoga apa yang disuarakan masyarakat dapat menjadi kajian ulang pemerintah agar ditemukan solusi yang tidak merugikan salah satu pihak.