HomeAnalisisWamena yang Cantik Kini Bersedih, Kenapa?

Wamena yang Cantik Kini Bersedih, Kenapa?

Published on

Seperti diketahui, berita yang sedang hangat mengenai demonstrasi massa mulai memuncak pada 19 September 2019. Sejumlah mahasiswa dari berbagai kota melakukan aksi yang ditujukan kepada DPR. Mereka berangkat atas dasar keresahan mahasiswa mengenai makna reformasi. Aksi tersebut serentak dilakukan di seluruh Indonesia. Terlepas dari kabar mengenai aksi mahasiswa tersebut, bersamaan terdapat pula aksi yang dilakukan massa di Wamena, Papua. Menurut penjelasan Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja, aksi tersebut dipicu oleh kabar hoaks. Namun sampai sekarang belum pasti juga apa penyebab munculnya aksi tersebut.

Menyikapi kabar yang dimuat oleh beberapa media pemberitaan, Netray melakukan pantauan mengenai aksi yang terjadi di Wamena. Netray, menyoroti mengenai news berita yang berkaitan dengan aksi di Wamena. Pantauan ini dilakukan selama 15 September 2019 sampai 30 September 2019. Berikut data news hasil pantauan Netray mengenai aksi di Wamena yang berujung kerusuhan. 

Gambar 1. Total Media Pemberitaan

Gambar 1 memperlihatkan hasil dari pantauan Netray mengenai Wamena. Sebanyak 187 total news berita dengan 34 media menyoroti berita aksi di Wamena. Berikut grafik dan kurva pemberitaan mengenai aksi yang menuai kerusuhan di Wamena, Papua.

Gambar 2. Sentimen Grafik dan Kurva

Grafik pemberitaan aksi di Wamena mulai tanggal 15 September 2019 sampai 30 September 2019. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa pergerakan grafik sangat jauh tertinggal, tepat pada 23 September 2019 grafik mengalami puncak pemberitaan dengan rincian news sentimen negatif sebanyak 151, sentimen neutral sebanyak 18 news, dan sentimen positif 18 news. Sementara itu pergerakan kurva untuk pemberitaan aksi wamena mengalami pelonjakan. Kurva mulai 15 September 2019 terlihat stabil garis pemberitaannya, namun garis kurva mulai meningkat pada 21 September 2019 dengan puncaknya tertinggi pada 23 September 2019. Garis kurva tertinggi didominasi dengan garis berwarna merah atau negatif karena memang berita didominasi dengan sentimen negatif. Berikut gambar data kata-kata yang sering muncul terkait pemberitaan aksi di Wamena. 

Gambar 3. Frekuensi Kemunculan Kata

Berdasarkan gambar 3 di atas terlihat bahwa kata “wamena” ukurannya lebih besar daripada kata lainnya. Selanjutnya diikuti kata “aksi” dan “papua”. Ketiga kata tersebut merupakan kata yang sering muncul dengan frekuensi penggunaan terkait pemberitaan mengenai aksi di Wamena, Papua. Berikut akan disajikan gambar data mengenai beberapa fasilitas, orang, dan organisasi yang sering muncul dalam pemberitaan terkait aksi di Wamena.

Gambar 4. Top Person, Organisasi, Fasilitas

Gambar 4 menunjukkan beberapa tokoh, organisasi, dan fasilitas yang sering muncul dalam pemberitaan terkait aksi. Netray merangkumnya menjadi top person, top organization, dan top facility. Presiden Jokowi menjadi puncak top person, kemudian untuk organisasi Tentara Nasional Indonesia menjadi yang pertama dalam top organization, dan terakhir kantor Bupati Jayawijaya menjadi pertama dalam top facility diikuti RS Bhayangkara. Gambar data di bawah ini merupakan pemberitaan terakhir yang menjadi puncak grafik aksi Wamena pada 23 September 2019. 

Gambar 5. Berita Teratas

Pada gambar data tersebut terlihat bahwa pemberitaan dari Tribun News dengan judul “Kantor Bupati Jayawijaya Ikut dibakar Massa” menjadi berita terbaru dalam puncak grafik. Pada puncak grafik berita didominasi dengan berita bersentimen negatif. Namun terdapat pula berita bersentimen positif. Salah satu contoh berita mengenai aksi Wamena dengan sentimen positif.

Gambar 6. Berita Pemicu

Gambar 7. Berita Positif

Seperti sudah disebutkan pada bagian awal pemicu aksi karena tersebarnya berita hoaks. Gambar 6 memperlihatkan bahwa berita yang ditulis portal Kompas memberitakan dengan judul “Kapolda Papua Sebut Kerusuhan di Wamena Dipicu Kabar Hoaks”. Penyebab aksi tersebut karena isu rasis hoaks yang tersebar melalui media sosial.

Gambar 7 memperlihatkan bahwa salah satu portal berita Times Indonesia memberitakan bahwa “PDI Perjuangan Tegaskan, Medsos Bukan untuk Memecah Belah Bangsa”. Berita tersebut berisikan himbauan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengenai penyalahgunaan media sosial untuk menyebarkan isu kebohongan. Salah satunya mengenai aksi Wamena yang belum pasti penyebabnya apa. Berikut top portal pemberitaan yang meliput aksi Wamena di Papua.

Gambar 8. Portal Media Pemberitaan

Berdasarkan gambar 8 terlihat bahwa portal berita CNN Indonesia menempati posisi pertama, diikuti Liputan6, kemudian RMOL, Beritatagar, Tempo dan lain-lain. Top portal hasil pantauan Netray menunjukkan bahwa portal berita Tribun mendominasi portal pemberitaan yang meliput aksi di Wamena.

Demikian pantauan Netray, terkait aksi di Wamena yang berujung kerusuhan. Sampai saat ini belum diketahui pasti apa penyebab terjadinya aksi tersebut. Pemerintah juga belum memberikan klarifikasi mengenai penyebab pasti terjadinya aksi. Terlepas dari semua itu, Netray, berusaha menyajikan analisis sesuai data yang diperoleh dari beberapa portal pemberitaan. Harapannya semua lekas membaik dan segala fasilitas yang rusak karena aksi tersebut segera mendapat perbaikan. Semoga segala aksi apapun yang sedang dialami Indonesia segera mereda, dan damai selalu menyertai semuanya.

More like this

Insight Analisis Sentimen Debat 1-5: Siapa yang Paling Populer?

Netray mengumpulkan hasil analisis sentimen debat capres cawapres untuk melihat bagaimana respons warganet Twitter...

Analisis Sentimen Debat Capres Terakhir; Anies Kembali Unggul

Debat capres terakhir telah dilaksanakan pada Minggu 4 Februari 2024. Ketiga calon presiden memamerkan...

Larangan Impor Pakaian Bekas Lindungi UMKM, Warganet Pertanyakan Maraknya Produk Cina

Pemenerintah mempertegas larangan impor pakaian bekas karena dianggap dapat menggagu industri tekstil dalam negeri...
%d bloggers like this: