Kehadiran galon sekali pakai, inovasi produk yang ditawarkan Le Minerale kini menyita perhatian publik. Menawarkan tiga keunggulan sekaligus; teknologi galon selalu baru, tutup ulir kedap udara, serta hemat dan praktis. Dengan harga Rp 19.000 yang sudah termasuk galon, rasanya galon sekali pakai ini dapat menjadi pilihan yang menarik. Selain karena hitungan harganya yang terkesan hemat, Le Minerale juga menjanjikan keamanan, kesehatan dan kenyamanan. Namun, bagaimana dengan dampak jangka panjang? Akan dikemanakan galon-galon bekas pakai tersebut? Apakah dapat didaur ulang dengan baik? Atau justru akan menyumbang sampah plastik lebih banyak lagi?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang kemudian muncul di benak publik. Seperti menunggu untuk disuarakan, pada 16 November lalu media sosial Twitter diramaikan dengan trending Le Minerale. Inovasi galon sekali pakai yang sedang diunggulkan ini ternyata menarik diskusi yang cukup serius di Twitter. Seperti apa keramaian warganet menyoroti inovasi Le Minerale ini? Apa saja yang disuarakan? Simak pantauan Netray berikut.
Pembahasan soal galon sekali pakai di Twitter telah beberapa kali disinggung warganet dalam twitnya. Namun, isu ini baru mendapat tempat yang cukup besar di Twitter pada 16 November 2020 dengan total mencapai 1,2 ribu twit. Sentimen negatif untuk kata kunci le minerale dan galon sekali pakai melonjak hingga 880 twit dari total 1,7 ribu twit selama seminggu terakhir.
Satu Bersuara, Suara Lain Menyusul
Dari pantauan Netray, diskusi soal galon sekali pakai Le Minerale yang memuncak pada 16 November lalu terjadi setelah akun @roetjitra menuliskan keresahannya terhadap produk galon sekali pakai di tengah maraknya kampanye ramah lingkungan. Roetjitra bahkan tak segan-segan menilai lakunya produk tersebut karena gimmick plastik ramah lingkungan.
Seolah menyuarakan opini publik, warganet pun beramai-ramai membagikan twit Roetjitra tersebut. Diskusi soal galon sekali pakai terjadi di kolom komentar dan di twit-twit warganet yang kemudian mulai berani bersuara lebih keras.
Soal Galon Sekali Pakai, Le Minerale Jadi Trending
Galon sekali pakai dan Le Minerale menjadi trending dengan raihan impresi terbanyak diperoleh oleh akun @roetjitra.
Perbincangan seputar galon Le Minerale di Twitter diramaikan dengan kata sampah, plastik, dan lingkungan. Dari sini dapat dilihat bahwa diskusi soal galon sekali pakai paling banyak menyasar pada kekhawatiran soal sampah, plastik, dan lingkungan dalam jangka panjang. Sementara kata kecewa, goblok, dan susah terurai yang muncul dalam deretan Top Complaint di atas menunjukkan respon negatif terhadap topik ini. Sebagai kompetitor, brand Aqua pun turut disebut-sebut ketika membahas topik ini.
Kekhawatiran Soal Penumpukan Sampah Plastik
Iklan galon sekali pakai di televisi telah meresahkan bagi sebagian besar warganet yang mengaku peduli terhadap lingkungan. Hal yang paling banyak dikhawatirkan dalam inovasi ini adalah soal sampah plastik. Warganet bahkan menyindir Le Mineral sebagai produsen air mineral yang ingin selalu menjadi nomor satu. Namun, bukan berkat inovasinya, melainkan usahanya untuk menjadikan Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Warganet beramai-ramai mengkritisi muatan iklan Le Minerale, seperti pesan fear mongering atau kampanye menjual ketakuan bahwa isi ulang tidak sehat hingga pertanyaan soal “ke manakah galon yang sudah terpakai dibuang?” Namun, di sisi lain harga yang ditawarkan Le Minerale untuk galon sekali pakai beserta airnya jauh lebih murah ketimbang harga yang dipatok para kompetitornya. Hal inilah yang kemudian dikhawatirkan karena dinilai akan menarik minat konsumen.
Galon Sekali Pakai di Tengah Kampanye Ramah Lingkungan
Kehadiran galon sekali pakai di tengah kampanye ramah lingkungan yang tengah digalakkan oleh komunitas peduli lingkungan menimbulkan kekecewaan tersendiri. Warganet yang telah berusaha mengurangi jumlah konsumsi sampah plastik seperti mengganti kantong belanja dengan tas belanja hingga membawa botol minum sendiri untuk menghindari pembelian botol sekali pakai terheran-heran dengan inovasi yang dilakukan oleh PT Tirta Fresindo Jaya ini.
Meskipun demikian, terdapat sejumlah warganet yang mengaku tidak masalah dengan kehadiran galon sekali pakai. Sebab segalanya bergantung pada perlakuan masing-masing individu. Jika dibuang saja tentu akan menumpuk sampah, namun jika didaur ulang atau dialihfungsikan akan menjadi manfaat.
Saran dari Warganet untuk Le Minerale
Tak hanya ramai-ramai mengkritisi ide galon sekali pakai Le Minerale, warganet juga menyumbang saran. Menurut warganet, Le Minerale sebaiknya beralih pada galon isi ulang. Kalaupun ingin menonjolkan citra higienis, Le Minerale seharusnya lebih berfokus pada kualitas standar yang ditetapkan. Pun seandainya Le Minerale tetap ingin memasarkan galon sekali pakainya, seharusnya Le Minerale juga memberi solusi atas permasalahan yang akan timbul terhadap sisa galon yang tidak terpakai agar tidak jadi sampah.
Dari pantauan ini, dapat diketahui bahwa kehadiran galon sekali pakai yang digadang-gadang Le Minerale sebagai inovasi baru yang lebih praktis, aman, dan nyaman kini justru memunculkan keresahan baru. Kekhawatiran akan penumpukan sampah yang tak terkendali di masa depan menjadi momok di tengah usaha masyarakat untuk mengurangi sampah dan lebih peduli terhadap lingkungan.
Demikian,semoga hal semacam ini menjadi evaluasi agar solusi yang bijak dapat dicapai.