HomeCurrent ReportBrandMembaca Kekecewaan Warganet Melalui Jejak Tagar: BPJS, Riwayatmu Kini

Membaca Kekecewaan Warganet Melalui Jejak Tagar: BPJS, Riwayatmu Kini

Published on

Setelah merampungkan agenda pelantikan menteri kabinet baru, Indonesia Maju, Presiden Joko Widodo resmi umumkan kenaikkan iuran BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan sebesar 100 persen pada 24 Oktober lalu. Akan tetapi, peraturan yang sedianya berlaku per 1 Januari 2020 tersebut menuai kontroversi. Pemerintah menganggap keputusan tersebut sebagai solusi efektif untuk menutup defisit yang diderita BPJS. Namun, masyarakat merasa terbebani dengan kenaikan iuran yang besarannya dua kali lipat tersebut. Oleh karena itulah tagar-tagar bersentimen negatif terkait BPJS menjadi trending topic selama beberapa waktu terakhir sebagai bentuk protes.

Berangkat dari fenomena tersebut, Netray mencoba memantau aktivitas warganet Twitter dalam membahas isu kenaikan BPJS sejak tanggal 24 Oktober hingga 11 November 2019. Berikut pantauan Netray.

Infografik Pembahasan Topik ‘BPJS Kesehatan’ di Twitter

Gambar 1. Infografik Pembahasan Topik ‘BPJS Kesehatan’ di Twitter

Total cuitan terkait kenaikan BPJS selama 3 minggu terakhir sejak diumumkan adalah 59,976 cuitan. Dari kurva pergerakan sentimen di atas terlihat bahwa sentimen negatif mendominasi sebagian besar cuitan warganet terkait BPJS pada periode ini. Dari 59,976 cuitan terkait topik ini, 28,384 di antaranya merupakan cuitan bersentimen negatif. Berikut adalah kosakata yang kerap muncul dalam pembahasan warganet untuk topik BPJS.

Gambar 2. Kosakata Populer Terkait Topik BPJS

Dari ilustrasi di atas dapat diamati beberapa kosakata yang paling banyak tertuang dalam cuitan warganet terkait topik BPJS. Deretan kosakata di tengah dan paling besar merupakan gagasan utama yang paling banyak dibicarakan, yaitu terkait topik BPJS, terkhusus BPJS Kesehatan dengan keresahan seputar kenaikan iuran atas alasan defisit yang berdampak pada rakyat. Kemudian terdapat pula beberapa tagar yang kerap digunakan warganet dalam menyampaikan aspirasinya terkait topik ini, yaitu #BPJSRentenir, #BPJSMenyengsarakan, #BPJSDebtCollector, dan #BPJSPerampokanTerselubung. Warganet juga banyak menyebut beberapa tokoh yang dirasa bertanggungjawab dalam kenaikan ini, yaitu Presiden Joko Widodo, dan Menteri Kesehatan Terawan.

Respon Warganet Atas Kenaikan BPJS

Untuk mengetahui bagaimana tanggapan warganet terkait kenaikan iuran BPJS beberapa waktu lalu, Netray menelusuri penggunaan tagar yang berkembang terkait topik BPJS pasca kebijakan tersebut diumumkan. Berikut pantauan Netray.

30 Oktober: #BPJSMenyengsarakan

Gambar 3. Cuitan Bertagar #BPJSMenyengsarakan

Tagar #BPJSMenyengsarakan naik pada 30 Oktober 2019 dengan total 1,939 cuitan yang didominasi sentimen negatif. Tagar tersebut naik antara pukul 21:00-22:00.

Tagar #BPJSMenyengsarakan disambut baik oleh warganet sehingga memuncak pada 30 Oktober dengan total 1,031 cuitan dalam sehari. Berikut adalah beberapa cuitan populer warganet terkait tagar tersebut.

Sebagian besar warganet kecewa dengan keputusan Presiden Jokowi dalam menaikkan iuran BPJS. Melalui tagar tersebut warganet ingin menyuarakan bahwa BPJS yang seharusnya menjamin kesejahteraan rakyat justru menyengsarakan dengan iuran yang dibebankan.

31 Oktober: #BPJSDebtCollector

Setelah menaikkan tagar BPJS menyengsarakan pada 30 Oktober, warganet kembali menaikkan tagar baru #BPJSDebtCollector keesokan harinya.

Gambar 4. Cuitan Bertagar #BPJSDebtCollector

Tagar #BPJSDebtCollector naik pada 31 Oktober 2019 dengan dominasi sentimen negatif. Tagar tersebut naik antara pukul 05:00-06:00.

Tagar #BPJSDebtCollector memuncak pada 31 Oktober dengan total 750 cuitan dalam sehari. Berikut adalah beberapa cuitan populer warganet dengan tagar tersebut.

Melalui tagar #BPJSDebtCollector warganet ingin menyampaikan kekecewaannya karena BPJS dirasa seperti debt collector. Warganet merasa kebijakan pemerintah tersebut tidak meringankan tetapi justru menyengsarakan. Terlebih lagi, warganet semakin kesal karena pemerintah telah menyiapkan sanksi untuk warganya yang tidak mau membayar iuran tersebut.

2 November: #BPJSMenyusahkanRakyat

Gambar 5. Cuitan Bertagar #BPJSMenyusahkan

Tagar #BPJSMenyusahkanRakyat naik pada 2 November dengan dominasi sentimen negatif. Namun puncak cuitan dengan tagar tersebut terjadi pada 3 November. Tagar #BPJSMenyusahkanRakyat mulai naik di Twitter antara pukul 13:00-14:00.

Tagar #BPJSMenyusahkanRakyat memuncak pada 3 November 2019 dengan dominasi negatif. Berikut beberapa cuitan populer terkait tagar tersebut.

Melalui tagar tersebut warganet ingin mempertanyakan kebijakan Presiden Jokowi dalam menaikkan iuran BPJS karena masih banyak rakyat yang hidup susah. Dalam cuitannya, warganet menyampaikan bahwa pemerintah seharusnya menjamin rakyat bukan semakin menyusahkan rakyat. Mantan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon pun ikut mengomentari fenomena kenaikan BPJS dengan menggunakan tagar tersebut.

3 November: #BPJSRentenir

Setelah tagar #BPJSMenyusahkanRakyat memuncak pada 3 November, muncul tagar baru terkait kekecewaan warganet pada kenaikan iuran BPJS, yaitu #BPJSRentenir.

Gambar 6. Cuitan Bertagar #BPJSMenyusahkanRakyat

Total cuitan terkait tagar ini adalah 2,450 dengan dominasi sentimen negatif. Cuitan bertagar #BPJSRentenir naik antara pukul 05:00-06:00.

Cuitan dengan tagar #BPJSRentenir memuncak pada 3 November dengan total 2,026 cuitan dalam sehari. Berikut adalah beberapa cuitan populer warganet terkait tagar tersebut.

Warganet bahkan merasa rakyat ditumbalkan atau dijadikan penanggung beban atas defisit yang sedang diderita BPJS sehingga muncul tagar yang mengangkat gagasan bahwa BPJS adalah rentenir.

4 November: #BoikotBPJS

Gambar 7. Cuitan Bertagar #BoikotBPJS

Tagar #BoikotBPJS muncul di Twitter pada 4 November 2019 dengan dominasi sentimen negatif. Warganet menaikkan tagar tersebut di antara pukul 05:00-06:00.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-66.png

Penggunaan tagar #BoikotBPJS memuncak pada 4 November dengan total 5,382 cuitan dalam sehari. Berikut beberapa cuitan populer warganet dengan tagar terkait.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-73.png

Kekecewaan warganet selama beberapa hari setelah pengumuman resmi kenaikan iuran BPJS akhirnya membuat warganet ingin memboikot BPJS. Warganet kesal karena melalui kenaikan iuran BPJS ini rakyat seolah dipaksa pemerintah untuk membayar upeti seperti zaman Belanda dahulu. Warganet juga kesal karena pemerintah melibatkan debt collector sebagai penagih agar rakyat mau membayar.

5 November: #BPJSPerampokanTerselubung

Setelah ramai-ramai ingin boikot BPJS pada 4 November, warganet kembali memunculkan tagar provokatif #BPJSPerampokanTerselubung di hari berikutnya.

Total cuitan bertagar #BPJSPerampokanTerselubung ialah 815 dengan dominasi sentimen negatif. Tagar ini naik pada 5 November antara pukul 04:00-05:00 pagi.

Cuitan dengan tagar tersebut memuncak pada hari yang sama dengan total 720 cuitan dalam sehari. Berikut adalah cuitan populer terkait tagar #BPJSPerampokanTerselubung.

Melalui tagar tersebut, warganet ingin menyuarakan opininya terkait kenaikan BPJS. Warganet menganggap kenaikan iuran BPJS sebagai tindakan perampokan terselubung. Warganet kesal karena rakyat diharuskan mendaftar BPJS walaupun tidak mampu membayar. Pada kenyataannya ekonomi terus melemah sehingga banyak rakyat yang kewalahan. Namun, di sisi lain pemerintah juga menyiapkan penagih bagi rakyat yang menunggak tidak bisa membayar tagihan.

BPJS, Riwayatmu Kini

Dari tagar-tagar yang paling banyak digunakan warganet dalam menyampaikan apirasinya tersebut dapat diketahui bahwa warganet merasa kecewa dan terbebani atas kenaikan iuran BPJS untuk 2020 nanti. Berikut adalah gambar jaringan percakapan warganet terkait topik BPJS pada 24 Oktober – 11 November 2019.

Gambar 9. Jaringan Percakapan Warganet Bahas BPJS

Jaringan percakapan warganet terkait topik BPJS dibanjiri garis berwarna merah. Artinya, topik terkait BPJS pada periode ini dipenuhi sentimen negatif dari warganet. Arus jaringan memusat pada @BPJSKesehatanRI, @jokowi, @DPR_RI, dan @msaid_didu. Hal tersebut karena banyak warganet yang menyebut dan menandai akun @BPJSKesehatanRI dalam menyampaikan aspirasinya terkait kenaikan BPJS. Warganet juga banyak menandai akun @jokowi karena kebijakan tersebut tentu berada di bawah kewenangan Presiden Joko Widodo. Sementara akun @DPR_RI, dan @msaid_didu banyak disebut dan ditandai setelah muncul isu adanya drama yang dimainkan DPR dalam cuitannya berikut.

Cuitan Muhammad Said Didu terkait fenomena kenaikan iuran BPJS mendapat banyak tanggapan dari warganet lain. Said Didu mengkritisi permainan drama yang ia tujukan kepada DPR RI yang dirasa pura-pura ikut ambil suara ketika Presiden resmi menaikkan BPJS padahal keputusan tersebut adalah bagian dari kesepakatan DPR dengan pemerintah.

Demikian pantauan Netray terkait topik kebijakan kenaikan BPJS serta respon masyarakat yang diwakili warganet Twitter. Semoga dapat menjadi evaluasi.

More like this

Kenaikan PPN 12% dan Gelombang Protes Warganet X: Bantuan Pemerintah Dianggap Tak Sebanding

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk tetap menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada senin...

Tenggelam dalam Arus Sentimen Negatif, Gus Miftah Akhirnya Mundur

Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa disebut Gus Miftah menjadi sorotan publik baru-baru ini...

Kebijakan Kenaikan PPN 12%, Gelombang Negatif Penuhi Linimasa X

Jelang akhir tahun 2024, kabar mengejutkan datang dari Menteri Perekonomian Sri Mulyani. Pajak Pertambahan...