Uang digital atau e-money belakangan menjadi populer di kalangan generasi milenial Indonesia. Tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang memilih beralih untuk menggunakan uang digital sebagai alat transaksi. Terlebih saat ini telah tersedia berbagai penyedia layanan yang menawarkan mulai dari promo potongan harga hingga cashback. Tak heran bila banyak masyarakat tertarik menggunakan metode pembayaran ini. Lalu seperti apakah eksistensi berbagai penyedia layanan uang digital ini? Brand manakah yang paling banyak diperbincangkan? Simak pantauan Netray berikut.
1. Ovo
Di urutan pertama layanan penyedia jasa uang digital yang paling banyak diperbincangkan yaitu Ovo. Didirikan pada tahun 2017 kini penyedia layanan ini telah menjadi unicorn yang bernilai sekitar $2,9 miliar pada Oktober 2019. Tak heran bila layanan ini banyak diperbincangkan oleh warganet dengan total cuitan mencapai 105.6K.
Tidak sedikit warganet yang berbagi hadiah atau pun bersedekah dengan menggunakan uang digital satu ini. Adapun beberapa hal yang dikeluhkan warganet terkait layanan Ovo yaitu kesulitan saat login hingga kesalahan saat ingin upgrade ke Ovo premier.
2. Shopeepay
Selain Ovo, dompet digital lainnya yang banyak diperbincangkan warganet yaitu Shopeepay. Banyaknya promo dan cashback yang ditawarkan membuat dompet digital satu ini ramai diminati, terlebih kemudahan saat bertransaksi dengan tanpa biaya admin saat top up menjadi satu kelebihan dari metode ini. Tidak hanya itu bahkan saldo Shopeepay lebih diminati dibanding dengan uang digital lainnya. Selama periode pemantauan Netray Shopeepay setidaknya dicuitkan sebanyak 91.1K.
Sayangnya, masih terdapat warganet yang mengeluhkan tidak mengetahui cara penggunaan dompet digital satu ini. Tidak hanya itu, terlihat juga warganet yang melakukan kesalahan saat melakukan pembayaran hingga merasa mengalami kerugian. Bahkan melalui cuitan di atas terlihat salah satu warganet mengaku sempat hampir mengalami penipuan.
3. GoPay
Penyedia layanan dompet digital lainnya yang tak ketinggalan yaitu GoPay. Selain dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di aplikasi Gojek, dompet digital satu ini juga menyediakan berbagai fitur menarik dan promo untuk transaksi lainnya. Layanan ini setidaknya cukup banyak diperbincangkan oleh warganet. Terlihat melalui grafik selama periode pemantauan total cuitan mencapai 91K.
Namun warganet menyarankan agar GoPay membuat aplikasi sendiri agar lebih memudahkan saat penggunanya ingin melakukan transaksi, seperti halnya dompet digital Ovo yang tidak terikat pada aplikasi Grab. Mengingat saat ini Gojek dan Tokopedia telah melakukan kerja sama, warganet berharap kerjasama ini dapat menciptakan inovasi baru.
4. LinkAja
Siapa yang tak kenal dengan layanan penyedia dompet digital satu ini. Sebagai layanan dompet digital milik pemerintah LinkAja tak ketinggalan menjadi perbincangan warganet. Selain menawarkan kemudahan saat bertransaksi dompet digital satu ini juga menawarkan banyak cashback dan promo menarik. Dengan menggunakan aplikasi ini kamu dapat melakukan transaksi apapun, mulai dari beli pulsa/data, bayar merchant, bayar tagihan, kirim donasi, kirim uang hingga bayar asuransi dan mengajukan pinjaman. Terlebih aplikasi ini tidak mengenakan biaya admin saat penggunanya melakukan Top up melalui bank. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa LinkAja menjadi cukup diminati oleh warganet.
Nampaknya persaingan antar dompet digital di era ini cukup meningkat, terlihat bagaimana warganet saling mengunggulkan brand layanan dompet digital pilihan mereka. Gangguan server saat aplikasi layanan tidak dapat diakses menjadi hal yang dikeluhkan oleh warganet. Hal ini juga menjadi pertimbangan saat memilih layanan dompet digital yang akan selalu digunakan.
Penggunaan uang digital belakangan memang semakin diminati, terlebih di masa pandemi ini masyarakat lebih memilih menggunakan uang digital untuk bertransaksi. Berbagai platform penyedia layanan pun hadir dengan beragam penawaran, mulai dari promo menarik hingga kemudahan bertransaksi menjadi hal yang cukup dipertimbangkan penggunanya. Meski demikian, hendaknya warganet tetap bijak dalam menggunakan uang digital saat bertransaksi. Mengingat, ‘kemudahan’ tidak hanya menjadi hal yang menyenangkan namun juga dapat menjadi tidak terkendali sehingga memicu terjadinya keborosan karena perilaku yang lebih konsumtif.