HomeAnalisisKontroversi RUU KPK, Warganet: Pelemahan atau Penguatan?

Kontroversi RUU KPK, Warganet: Pelemahan atau Penguatan?

Published on

Revisi undang-undang KPK menjadi perbincangan hangat di Twitter. Pemberitaan tersebut menuai pro dan kontra. Banyak warganet yang tidak setuju dengan perubahan undang-undang KPK tersebut. Warganet menganggap reivisi tersebut sebagai bentuk pelemahan KPK. Oleh karena itu, warganet berharap agar Presiden RI Joko Widodo tidak menyetujui revisi tersebut. Demo dan petisi pun tersebar di mana-mana untuk menolak revisi tersebut. Akan tetapi, pada 17 September lalu revisi UU KPK tersebut akhirnya disahkan. Berikut pantauan Netray terkait pembahasan revisi UU KPK di Twitter selama 1-19 September 2019.

Infografik Pembahasan Topik Terkait Revisi UU KPK

Gambar 1. Infografik Pembahasan RUU KPK di Twitter

Pembahasan topik terkait revisi UU KPK selama 1-19 September mencapai 151,058 yang menjangkau 1,4 ribu akun dan dilihat sebanyak 262,8 juta kali. Setidaknya, terdapat 129,6 ribu akun yang ikut terlibat membicarakan isu RUU KPK, dengan perkiraan 98,6 ribu akun tergolong laki-laki dan 31 ribu akun tergolong perempuan. Dari kurva di atas, terlihat bahwa sentimen negatif lebih banyak mewarnai pembahasan warganet terkait topik ini. Pembahasan RUU KPK mengalami naik-turun yang cukup signifikan pada 1-11 September 2019 dengan total cuitan berkisar di bawah angka 10 ribu. Puncak cuitan terjadi pada 13 dan 17 September 2019 dengan kisaran angka di atas 20 ribu cuitan perhari.

Kosakata dan Cuitan Populer

Netray menangkap beberapa istilah atau kosakata yang sering digunakan warganet Twitter ketika membahas revisi UU KPK dalam cuitan mereka. Beberapa di antaranya adalah revisi, presiden, jokowi, korupsi, melemahkan, tagar tolakrevisiuukpk, savekpk, dan lain-lain. Frekuensi kemunculan kosakata tersebut lebih banyak dibanding kosakata yang lain. Hal tersebut berkaitan dengan tanggapan warganet Twitter tentang revisi UU KPK yang dinilai justru melemahkan. Presiden Jokowi pun menjadi tokoh yang diharapkan dapat bertanggung jawab dalam permasalahan ini karena memiliki andil dalam memutuskan dan mengesahkan revisi UU KPK.

Gambar 2. Kosakata Populer

13 September: Revisi UU KPK dan Pengangkatan Firli sebagai Ketua KPK

Pada 13 September 2019, terjadi lonjakan jumlah cuitan warganet yang membahas topik terkait revisi UU KPK. Jika sebelumnya cuitan berada di kisaran 5 ribu perhari, cuitan pada periode ini berada di atas angka 20 ribu, yaitu mencapai 21,617 cuitan. Berikut grafik cuitan pada 13 September 2019. 

Gambar 3. Grafik Cuitan Warganet Terkait RUU KPK (13 September)

Pembahasan terkait revisi kpk mulai ramai pada pukul 09:00-21:00 dengan jumlah cuitan mencapai 1,000-1,500 cuitan. Puncak cuitan terjadi pada pukul 11:00-12:00 dengan total 1,556 cuitan. Warganet membahas tanggapan Jokowi terkait revisi UU KPK dan polemik pengangkatan Firli Bahuri sebagai ketua KPK. Pasalnya, Saut Sitomorang kemudian juga memutuskan mundur sebagai penasihat KPK di saat yang sama.

Gambar 4. Cuitan Populer Warganet (13 September)
Gambar 5. Cuitan Warganet Pukul 10:00-11:00

17 September 2019: Revisi UU KPK Disahkan

Gambar 6. Grafik Cuitan Warganet Terkait RUU KPK (13 September)

Pembahasan terkait revisi kpk mulai ramai pada pukul 10:00-21:00 dengan jumlah cuitan mencapai 1,000-2,600 cuitan. Puncak cuitan terjadi pada pukul 10:00-11:00 dengan total 2,622 cuitan. Warganet membahas revisi UU KPK yang akhirnya disahkan oleh Presiden Joko Widodo.

Gambar 7. Cuitan Warganet Pukul 10:00-11:00

Jaringan Percakapan

Berikut adalah jaringan percakapan warganet Twitter terkait pembahasan topik revisi UU KPK selama 1-18 September 2019. Garis merah menunjukkan arah pembicaraan bersentimen negatif. Garis hijau menunjukkan arah pembicaraan bersentimen positif. Sementara garis biru menunjukkan arah pembicaraan bersentimen netral. 

Gambar 8. Jaringan Percakapan Terkait Pembahasan RUU KPK

Pusat jaringan terbesar berada di akun @jokowi dengan sentimen positif, negatif, dan netral serta akun @KPK_RI dengan sentimen positif dan negatif. Akun @jokowi terkait langsung dengan akun @ChangeOrg_ID yang juga memiliki jaringan cukup besar. Hal ini terkait petisi yang digulirkan oleh @ChangeORG_ID dalam menolak revisi UU KPK. 

Top Inisiator

Berikut adalah beberapa top inisiator yang paling banyak terlibat dalam pembahasan terkait topik UU KPK pada periode ini.

Gambar 9. Top Inisiator

Dari kesepuluh top inisiator di atas, tiga di antaranya merupakan akun media berita (@TirtoID, @CNNIndonesia, dan @kumparan), wakil ketua DPR @Fahrihamzah, @KPK_RI dan beberapa akun pribadi seperti @KuIngatKamu, @ernestprakasa, @ReflyHZ, dan akun komunitas @antikorupsi yang menolak revisi UU KPK.

Top Tweets dan Popular Media

Berikut adalah cuitan populer dari warganet Twitter yang paling banyak mendapat tanggapan dari warganet lain. 

Gambar 10. Cuitan Populer Terkait RUU KPK
Gambar 11. Popular Media

Salah satu cover majalah Tempo terbaru yang mengangkat isu revisi KPK dan kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo menjadi pembahasan hangat di Twitter. Banyak warganet yang mengunggah sampul majalah Tempo yang berisi karikatur Presiden Joko Widodo disertai bayangan yang mewujud hidung panjang dan diberi judul “Janji Tinggal Janji”. Warganet pun langsung teringat pada salah satu tokoh kartun Pinokio yang memiliki karakter hidung panjang. Pembahasan terkait sampul majalah tersebut ramai diikuti trending tagar #pinokio di Twitter. Video Imam Nahrawi pamit dari jabatan Menpora juga menjadi popular media setelah dikabarkan terjerat kasus korupsi oleh KPK.

More like this

Kegetolan Tim Anies-Imin dalam Topik Gugatan PHPU

Komisi Pemilihan Umum akhirnya resmi mengumumkan hasil rekapitulasi Pilpres 2024 pada Rabu malam (20/3)....

Pemantauan Isu Pilgub DKI Jakarta, Sejumlah Nama Tokoh Panaskan Bursa Calon

Pasca Pilpres dan Pileg 2024, perhatian publik mulai beralih ke wacana pilkada. Yang cukup...

Erina Gudono Masuk Bursa Pilkada Sleman, Publik Cenderung Beri Sentimen Negatif

Nama Erina Sofia Gudono atau biasa dikenal dengan nama Erina Gudono, akhir-akhir ini sedang...
%d bloggers like this: