Adanya pemberitaan terkait penjualan data pengguna aplikasi membuat aplikasi Muslim Pro menjadi sorotan publik. Berita ini bermula sejak beredar laporan yang menyebut Militer AS diduga telah membeli data lokasi yang dikumpulkan dari aplikasi panduan ibadah. Sontak hal tersebut menyorot pada aplikasi Muslim Pro dan sejenisnya. Namun mengapa yang paling menjadi sorotan utamanya adalah aplikasi Muslim Pro? Lantas bagaimana tanggapan warganet mengenai isu ini? Simak pantauan Netray berikut.
Aplikasi Muslim Pro di Media Pemberitaan
Monitoring Netray diawali pada media pemberitaan selama 15 November-26 November 2020. Selama dua minggu, topik tentang aplikasi Muslim Pro ini telah diberitakan sebanyak 77 artikel oleh 30 portal media. Kategori pemberitaan didominasi oleh kategori Teknologi sebanyak 73 artikel. Intensitas persebaran berita sangat fluktuatif selama monitoring dengan puncak berita terjadi pada 18 November.
Grafik di atas memperlihatkan bahwa pemberitaan memuncak pada tanggal 18 November dengan dominasi pemberitaan bersentimen netral. Kecenderungan pemberitaan mengarah pada sentimen negatif. Hal ini dapat dilihat melalui puncak garis negatif yang mengungguli garis positif. Berikut pemberitaan pada 18 November 2020.
Mayoritas berita di atas terkait dengan penjualan data pengguna aplikasi Muslim Pro ke Militer AS. Kemudian berita lain datang dari pihak Muslim Pro yang membantah isu penjualan data pengguna tersebut.
Awal Pemberitaan Muslim Pro
Media pemberitaan Motherboard dari Vice menyebutkan bahwa Militer AS membeli data lokasi jutaan Muslim dari seluruh dunia melalui aplikasi ibadah populer dan aplikasi kencan Muslim. Menurut pemberitaan tersebut terdapat beberapa metode kemungkinan untuk mendapatkan data. Salah satu metodenya yakni melibatkan perusahaan bernama X-Mode. Perusahaan X-Mode memperoleh data lokasi langsung dari aplikasi, lalu menjual data tersebut kepada kontraktor yang ditujukan pada Militer AS. Dalam laporan tersebut, ditemukan aplikasi Muslim Pro yang menyebut dirinya sebagai aplikasi Muslim paling populer. Aplikasi Muslim Pro ini sebuah aplikasi yang menginformasikan jadwal sholat harian, arah kiblat serta audio bacaan Al Quran. Berdasarkan informasi yang berada pada aplikasi Muslim Pro ini, kemudian mengirimkan data penggunanya kepada X-Mode. Menurut platform digital seperti Android, aplikasi ini telah diunduh sebanyak 50 juta pengguna di seluruh dunia. Sedangkan dalam platform iOS aplikasi Muslim Pro ini diunduh lebih dari 95 juta pengguna.
Bantahan Muslim Pro Terkait Isu Penjualan Data Pengguna
Adanya isu pemberitaan tersebut membuat pihak aplikasi Muslim Pro angkat bicara. Klarifikasi dari Muslim Pro membantah dugaan isu penjualan data penggunanya kepada X-Mode dan Militer AS.
Perusahaan aplikasi Muslim Pro menegaskan keamanan data pribadi pengguna merupakan persoalan yang serius. Aplikasi di bawah naungan Bitsmedia ini mengklaim selalu memenuhi standar privasi dan peraturan perlindungan data pengguna serta tidak pernah membagikan identitas pribadi apapun. Pihak Muslim Pro memang mengakui bahwa mereka pernah bekerja sama dengan X-Mode, tetapi kerja sama tersebut sekarang sudah berakhir. Bagaimanapun juga, Bitsmedia tetap akan melakukan penyelidikan internal terkait permasalahan ini.
Top Organisasi dan Top Portal
Berikut beberapa jajaran Organisasi yang menjadi rujukan utama. Kemudian portal pemberitaan yang paling sering mengangkat berita ini.
Amerika Serikat menduduki urutan pertama sebagai organisasi yang paling sering menjadi sorotan. Kemudian diikuti Militer AS pada urutan selanjutnya. Portal pemberitaan yang paling sering memberitakan topik ini didominasi oleh portal nasional. Republika berada di urutan pertama, kemudian diikuti Detik dan CNN Indonesia pada urutan selanjutnya. Nah, setelah melihat keramaian media pemberitaan dalam mengawal topik ini, mari beralih untuk melihat keramain warganet menanggapi isu penjualan data tersebut.
Aplikasi Muslim Pro dan Tanggapan Warganet
Keramaian terkait isu penjualan data pengguna oleh Muslim Pro ini juga merambah di media sosial Twitter. Warganet merasa kecewa dengan kabar tersebut. Seperti apa sih keramaian warganet memperbincangkan isu tersebut? Berikut ulasannya.
Selama monitoring dua pekan terakhir, topik Muslim Pro cukup ramai menjadi perbincangan dengan mencapai potential reach sebanyak 53,3 juta. Kemudian tanggapan warganet tentang topik ini sebanyak 429 twit oleh 267 akun.
Intensitas pergerakan grafik mengalami puncaknya di awal minggu pertama pada 17 November 2020. Setelah itu grafik menurun hingga akhir minggu. Peak time pada 17 November cukup beragam persebaran waktu penulisan cuitannya dengan waktu tertinggi terjadi di siang hari pukul 11.00 WIB-12.00 WIB. Mayoritas cuitan warganet didominasi oleh cuitan bersentimen netral dengan kecederungan isinya mengarah pada cuitan bersentimen negatif. Berikut isi cuitan di tanggal 17 November 2020.
Beberapa contoh cuitan di atas berasal dari akun resmi portal media berita. Seperti akun @tech_lagi yang memberikan informasi terkait aplikasi Muslim Pro menjual data pengguna kepada kerajaan Amerika Serikat. Kemudian akun-akun seperti @LejenPress, akun @Kumparan, dan akun @KATADATAcoid juga memberikan informasi serupa bernada netral terkait isu penjualan data tersebut.
Sindiran Warganet: Apakah bentuk Kekecewaan Terhadap Aplikasi Muslim Pro?
Sebuah aplikasi yang bermanfaat untuk melihat arah kiblat, jadwal sholat dan juga membaca Al Quran ini tentu banyak penggunanya. Ungkapan para warganet pengguna aplikasi ini pun sangat beragam. Seperti ungkapan sindiran bernada negatif untuk melampiaskan kekecewaannya berikut ini.
Akun @Secgron yang menuliskan cuitannya berupa drama percakapan Militer AS yang telah berhasil menumpas sasaran karena mendapatkan lokasinya dari Aplikasi Muslim Pro. Beberapa cuitan sindiran tersebut merupakan ungkapan hati warganet atas kekecewaannya yang berujung pada sebuah tindakan untuk uninstal aplikasi ini.
Rekomendasi Aplikasi Serupa untuk Menggantikan Aplikasi Muslim Pro
Setelah mendengar berita terkait isu penjualan data pengguna, banyak warganet yang kemudian menguninstal aplikasi Muslim Pro ini. Warganet menuliskan cuitannya untuk saling meminta saran berupa rekomendasi aplikasi lain yang mirip dengan Muslim Pro.
Contoh gambar cuitan warganet tersebut memperlihatkan bahwa banyak warganet merasa khawatir akan keamanan data privasi mereka.
X-Mode dan Muslim Pro di Mata Warganet
Perusahaan X-Mode yang sempat bekerja sama dengan Muslim Pro yang diduga juga telah membeli data pengguna aplikasi ini pun tidak lepas dari sorotan warganet. Warganet mengungkapkan keterlibatan perusahaan X-Mode ini dengan aplikasi Muslim tersebut.
Beberapa pendapat warganet dari akun @Secgron tersebut mengungkapkan bahwa aplikasi Muslim Pro ini monetisasi data mereka dan dibayar oleh X-Mode. Pendapat warganet lain dari akun @cyberpunk1337 menyebutkan bahwa Aplikasi Muslim Pro memasang alat dari X-Mode pada aplikasinya dengan tugas mengumpulkan data. Lalu sebagai imbalannya Muslim Pro mendapat passive income dari X-Mode.
Sekian analisis berupa isu penjualan data pengguna Muslim Pro kepada Militer AS. Pemaparan di atas hanya menganalisis berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Netray Media Monitoring bukan untuk menjawab sebuah kebenaran. Semoga informasi ini bermanfaat.