Indonesia mulai memasuki peralihan musim dari musim kemarau menuju musim penghujan. Peralihan musim ini membuat cuaca menjadi ekstrem. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memperingatkan kepada masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem, curah hujan yang tinggi hingga terjadinya la nina dan el nino. Media Monitoring Netray melakukan pemantauan selama satu bulan terkait topik tersebut. Seperti apa media pemberitaan mengangkat fenomena ini? Dan bagaimana kekhawatiran warganet tentang La Nina dan El Nino ini?
La Nina dan El Nino dalam Media Pemberitaan
Selama satu bulan pemantauan topik tentang cuaca buruk hingga terjadinya La Nina dan El Nino ini diberitakan sebanyak 858 kali oleh 90 portal media berita. Hal itu terlihat bahwa media berita selalu mengawal info terkait peralihan cuaca ini. Berikut beberapa contoh berita, dari portal berita nasional maupun lokal.
Beberapa berita di atas berisikan tentang himbauan kepada masyarakat tentang bahaya dampak La Nina dan El Nino yang sudah memasuki Indonesia. Sering disebut-sebut di semua pemberitaan, sebenarnya apa sih La Nina dan El Nino ini?
La Nina dan El Nino
Menurut Wikipedia, La Nina adalah fenomena atmosfer laut gabungan yang merupakan padanan El Nino yang lebih dingin. Nama La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “gadis” sedangkan El Nino yang berarti “anak laki-laki”. Selama periode La Nina, suhu permukaan laut di seberang Samudera Pasifik Tengah bagian Timur akan lebih rendah dari biasanya sebesar 3 hingga 5 ° C atau 5,4 hingga 9 ° F. Munculnya La Nina bertahan setidaknya selama lima bulan. Hal ini tentu memiliki efek yang luas pada cuaca di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
La Nina dan El Nino dalam Kacamata Warganet
Pada periode 21 September-20 Oktober 2020, pembahasan tentang cuaca buruk La Nina dan El Nino diperbincangkan sebanyak 2,454 twit oleh 1,340 akun. Pembahasan tersebut didominasi oleh twit warganet dengan sentimen positif. Hal itu karena banyak warganet menuliskan cuitan untuk waspada dan selalu berhati-hati.
Intensitas perbincangan tentang fenomena La Nina mengalami kenaikan dengan puncaknya pada 13 Oktober 2020. Sebanyak 1,351 twit membanjiri jagat maya Twitter dengan rentang waktu 10.00-23.00 WIB. Pada hari tersebut akun resmi @jokowi menuliskan tentang anomali iklim La Nina dan kesiapan pemerintah untuk mengantisipasi iklim ini.
Cuitan presiden tersebut kemudian mendapat retweet dan mention dari warganet. Berikut gambaran jaringan percakapannya.
Terlihat bahwa warganet menyebut dan menandai akun seperti @infoBMKG, @BNPB_Indonesia dan lain-lain yang dianggap relevan dengan fenomena iklim tersebut. Namun, akun resmi presiden @jokowi tetap menjadi pusat jaringan percakapan. Hal itu terbukti melalui Top Akun dan Top Word berikut.
Kata-kata seperti bencana, dampak, indonesia, hujan, nina, fenomena, presiden, dan jokowi termasuk kata-kata dengan ukuran lebih besar dari kata lainnya. Kata tersebut merupakan kata-kata yang paling banyak digunakan atau disebut warganet ketika membahas mengenai La Nina. Sedangkan dari Top Akun terlihat bahwa akun resmi Presiden @jokowi menduduki urutan pertama sebagai akun yang paling banyak mendapat impresi dari topik ini.
Tanggapan Warganet tentang La Nina
Adanya kabar tentang badai La Nina ini cukup membuat warganet merasa khawatir. Pasalnya tahun 2020 ini, warganet menuliskan sebagai tahun yang berat dan banyak cobaan. Awal tahun dibuka dengan wabah yang kemudian menjadi pandemi, lalu adanya kerusuhan dan demo hingga akhirnya ditutup dengan badai La Nina. Keresahan warganet tersebut telah dikonfirmasi oleh akun resmi BMKG.
Melalui akun @InfoHumasBMKG menguraikan bahwa fenomena La Nina memang tengah terjadi. Dampak dari badai La Nina ini berpengaruh terhadap curah hujan yang berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia. Namun, masyarakat diharapkan untuk tidak panik dan tetap waspada. Demikian pantauan Netray tentang fenomena La Nina dan El Nino. Semoga dapat memberikan informasi yang bermanfaat.